Sama-Sama Bikin Batuk Terus, Ini Bedanya Bronkitis Kronis Dengan Emfisema - Berita Kesehatan

Home Top Ad

Wednesday, August 22, 2018

Sama-Sama Bikin Batuk Terus, Ini Bedanya Bronkitis Kronis Dengan Emfisema


Nova Poker - Bronkitis kronis dan emfisema adalah bagian dari penyakit paru obstruktif kronis (PPOK). Penyebab utama kedua penyakit ini adalah merokok, dan gejala yang ditimbulkan pun tampak mirip. Tak heran banyak orang yang masih sering salah menganggap kedua penyakit ini sama. Lantas, apa bedanya bronkitis kronis dengan emfisema? Yuk, simak ulasannya berikut ini.

Pahami dulu apa itu bronkitis kronis

Bronkitis adalah peradangan pada bronkus (bronkial), tabung jalur udara yang bercabang menuju paru-paru bagian kanan dan kiri. Bronkus berfungsi untuk menyalurkan udara yang keluar-masuk paru dilansir dari Nova Poker.
Penyebab bronkitis ada macam-macam, mulai dari infeksi sampai paparan polusi udara. Namun, penyebab paling utamanya adalah merokok. Kurang dari 10 persen kasus bronkitis yang disebabkan oleh infeksi bakteri.
Jika tidak tertangani, peradangan bronkus bisa menjadi kronis dan dapat berlangsung berbulan-bulan hingga hitungan tahun. Intensitas gejalanya juga lebih parah dibandingkan dengan peradangan akut.
Ini karena lambat laun, peradangan pada lapisan tabung bronkial akan semakin meningkatkan produksi lendir paru yang membuat Anda sulit bernapas lega. Bahkan, penyakit ini bisa mengakibatkan kerusakan saluran napas permanen.

Lalu, apa itu emfisema?

Emfisema adalah penyakit yang disebabkan oleh pembengkakan alveoli secara bertahap. Alveoli adalah kantung udara yang ada dalam paru. Emfisema mengakibatkan alveoli melemah dan lama-lama hancur.
Kondisi ini bisa membuat paru-paru mengerut, sehingga pertukaran gas (oksigen dan karbon dioksida) terganggu atau tidak terjadi sama sekali. Akibatnya, jumlah oksigen yang seharusnya mencapai aliran darah jadi sangat terbatas. Ini membuat pengidap emfisema akan sulit bernapas, terutama saat berolahraga.
Merokok adalah penyebab utama terjadinya emfisema. Faktor risiko lainnya termasuk kekurangan enzim yang disebut alpha-1-antitrypsin, polusi udara, reaktivitas saluran napas, faktor keturunan, dan usia. Laki-laki dewasa termasuk kelompok yang paling rentan mengalami emfisema.

Bronkitis kronis bisa berkembang jadi emfisema

Dua penyakit paru-paru ini termasuk sebagai penyakit progresif. Artinya, perlu waktu lama untuk bronkitis atau emfisema sampai menimbulkan gejala yang nyata. Itu kenapa kebanyakan kasusnya baru terdeteksi ketika kondisi sudah semakin memburuk. Terlebih, kondisi Anda juga bisa semakin buruk seiring waktu jika tidak mendapatkan perawatan yang tepat.
Banyak orang yang sakit bronkitis kronis tapi tidak mendapatkan pengobatan akhirnya terkena emfisema juga.

Lantas, apa bedanya bronkitis kronis dan emfisema?

Bronkitis dan emfisema sama-sama penyakit paru yang penyebab utamanya adalah merokok. Namun, kedua penyakit ini tetap memiliki perbedaan masing-masing yang perlu Anda pahami dan waspadai.

1. Bagian paru yang diserang penyakit                                      


Bronkitis dan emfisema menyerang bagian paru yang berbeda. Infeksi bronkitis akan menyebabkan peradangan pada lapisan tabung bronkial, jalur udara yang bercabang menuju paru-paru bagian kanan dan kiri. Seperti yang telah dijelaskan di atas, bronkus seharusnya berfungsi untuk menyalurkan udara yang keluar-masuk paru.
Sementara emfisema akan menyebabkan kerusakan pada alveoli. Alveoli adalah sekumpulan kantung-kantung kecil tempat pertukaran oksigen dan karbon dioksida dengan darah.

2. Gejalanya beda

Hanya Dengan Rp.25.000, Anda Dpat Memenangkan Uang Hingga Jutaan Rupiah Di Nova Poker

Memilki Bonus Rolingan 0.5% /Mingguan
Bonus Referral 20% /Mingguan


Orang yang sakit bronkitis dan emfisema sama-sama punya stamina yang lebih rendah dan mudah kecapekan setelah beraktivitas. Ini karena kedua penyakit tersebut membuat paru-paru mengembang sempurna untuk mengambil oksigen. Maka, Anda akan merasa sulit bernapas lega dan darah Anda akan lebih sedikit mengandung oksigen.
Namun, gejala pembedanya adalah sesak napas. Emfisema akan menyebabkan sesak napas yang bisa memburuk hari demi hari. Mulanya sesak napas hanya akan dirasakan setelah berjalan jauh. Namun, seiring waktu juga dapat dialami saat sedang duduk santai atau sedang tidak melakukan aktivitas fisik apa pun.
Selain sesak napas, orang dengan emfisema akan merasakan gejala lain, seperti:
  • Tingkat kewaspadaan menurun.
  • Kuku tangan berubah menjadi biru atau abu-abu setelah beraktivitas fisik.
  • Sulit melakukan kegiatan yang berat karena sesak napas kian memburuk.
  • Berat badan menurun.
  • Detak jantung lebih cepat.
Bronkitis kronis tidak menyebabkan sesak napas. Umumnya pengidap bronkitis akan mengalami napas tersengal saat batuknya semakin parah. Batuk tersebut adalah cara tubuh untuk mengurangi kelebihan lendir. Akan tetapi karena bronkitis membuat paru terus-terusan memproduksi lendir terus, batuk juga akan semakin sering dan parah.
Orang dengan penyakit ini biasanya memiliki napas yang lebih pendek ketimbang sesak napas dan diikuti gejala lainnya, seperti:
  • Demam dan menggigil.
  • Batuk terus memburuk; batuk berdahak banyak.
  • Nyeri dada.

Gejala bronkitis dan emfisema mirip penyakit kronis lainnya

Ada beberapa penyakit yang memiliki gejala hampir sama dengan dua penyakit di atas, seperti:
  • Penyakit jantung.
  • Kolaps paru (atelektasis).
  • Kanker paru.
  • Emboli paru.

Bagaimana dua penyakit ini didiagnosis?

Selain melihat dari gejalanya, Anda perlu cek ke dokter untuk mendapatkan diagnosis yang tepat. Tidak ada tes khusus untuk mendeteksi adanya penyakit emfisema atau bronkitis. Namun, biasanya dokter akan meninjau riwayat kesehatan Anda dan melakukan pemeriksaan fisik, seperti:
  • Tes pencitraan, baik rontgen dada atau CT scan paru.
  • Tes fungsi paru untuk mengetahui seberapa baik paru Anda bekerja dan akan diukur kekuatan aliran udara pada paru dengan spirometer
  • Analisis gas darah untuk mengetahui pH, kadar oksigen dan kerbondioksida dalam darah.
  • Tes Alpa-1-antitrypsin (AAT) untuk mengetahui seberapa tinggi kadar AAT, yaitu protein yang melindungi paru tetap elastis. Orang yang kekurangan protein ini bisa terkena emfisema walaupun tidak merokok.
Pengobatannya akan disesuaikan dengan penyebab dan tingkat keparahan gejala yang Anda alami.

No comments:

Post a Comment