Nova Poker - Obat cacing berguna untuk mencegah dan mengobati penyakit
cacingan yang kadang tidak disadari oleh penderitanya. Tapi, apakah Anda
sudah tahu cara minum obat cacing yang benar?
Penyakit
cacingan dapat disebabkan oleh berbagai macam spesies cacing. Jenis
cacing yang paling sering menginfeksi manusia antara lain adalah cacing
gelang (Ascaris lumbricoides), cacing cambuk (Trichuris trichiura), serta cacing tambang (Necator americanus dan Ancylostoma duodenale).
Di dalam tubuh inangnya, dalam hal ini adalah manusia, cacing
mengambil nutrisi dari makanan yang masuk dan dari jaringan tubuh inang,
termasuk darah. Itulah sebabnya, penyakit cacingan dapat menyebabkan kehilangan darah yang lama-kelamaan menjadi anemia.
Asupan
berbagai nutrisi penting, seperti protein, karbohidrat, dan vitamin A,
juga akan berkurang, sehingga penderitanya dapat mengalami kekurangan nutrisi (malnutrisi).
Hal ini mengakibatkan tubuh penderita cacingan menjadi kurus dan mudah
lelah. Bila terjadi pada anak-anak, kurangnya nutrisi akibat cacingan
akan mengganggu proses tumbuh kembang mereka.
Selain menyebabkan anemia dan malnutrisi, jenis cacing tertentu juga dapat menyebabkan diare dan disentri dilansir dari Nova Poker.
Berbagai Obat Cacing dan Cara Mengonsumsinya
Salah satu cara untuk mengobati dan mencegah cacingan adalah minum obat cacing. Berikut ini adalah beberapa jenis obat cacing yang tersedia di Indonesia beserta cara mengonsumsinya:
1. Piperazine
Piperazine efektif untuk mengatasi infeksi cacing kremi (Enterobius vermicularis)
dan cacing tambang. Piperazine bekerja dengan cara melumpuhkan cacing,
sehingga cacing dapat terbawa keluar bersama tinja. Piperazine boleh
dikonsumsi sebelum makan (dalam perut kosong), maupun setelah makan.
Piperazine
tidak disarankan dikonsumsi bersamaan dengan pirantel pamoat,
klorpromazin, tramadol, bupropion, dan obat pencahar yang mengandung
sodium bifosfat. Sebelum meminum obat cacing ini, konsultasikan terlebih
dahulu ke dokter jika Anda memiliki riwayat epilepsi atau penyakit
hati.
[ Baca Juga - " Awas, Papiledema Bisa Jadi Tanda Penyakit Serius " ]
2. Pirantel pamoat
Pirantel
pamoat efektif untuk mengatasi infeksi cacing gelang, cacing kremi, dan
cacing tambang, namun tidak efektif terhadap cacing cambuk. Pirantel
pamoat melumpuhkan cacing sehingga dapat terbawa keluar bersama tinja.
Pirantel pamoat boleh dikonsumsi saat perut kosong atau setelah makan.
Jika berbentuk tablet kunyah, obat harus dikunyah terlebih dahulu
sebelum ditelan. Pirantel pamoat sebaiknya tidak diminum bersamaan
dengan piperazine.
3. Levamisole
Levamisole
efektif mengobati infeksi cacing gelang, namun tidak efektif terhadap
cacing cambuk dan cacing tambang. Sama halnya seperti piperazine dan
pirantel pamoat, levamisole bekerja dengan cara melumpuhkan cacing dalam
usus. Levamisole sebaiknya diminum dengan air putih saat sedang makan,
untuk meminimalkan efek samping mual dan nyeri perut.
Hindari
mengonsumsi obat ini bersama minuman alkohol. Konsultasikan terlebih
dahulu dengan dokter jika Anda memiliki gangguan perdarahan, rheumatoid arthritis, atau gagal ginjal berat.
Levamisole
sebaiknya tidak diminum bersamaan dengan fenitoin, albendazole,
warfarin, dan clozapine, atau jika hendak/baru saja menjalani imunisasi.
4. Mebendazole
Mebendazole
efektif terhadap cacing kremi, cacing cambuk, cacing gelang, dan cacing
tambang, termasuk telurnya. Cara kerja obat mebendazole adalah
menghambat penyerapan nutrisi pada cacing, sehingga cacing akan mati
karena kelaparan
.
Mebendazole boleh dikonsumsi saat perut kosong,
tapi sebaiknya dikonsumsi bersama makanan, terutama makanan yang tinggi
lemak, seperti susu atau es krim. Mebendazole juga boleh dihancurkan
dan dicampur dengan makanan.
Mebendazole sebaiknya tidak diminum bersamaan dengan metronidazole, fenitoin, karbamazepin, dan simetidin.
5. Albendazole
Albendazole efektif terhadap cacing pita di babi (Taenia solium),
cacing gelang, cacing tambang, cacing cambuk, dan cacing kremi,
termasuk telur. Cara kerja obat albendazole sama seperti mebendazole,
yaitu menghambat penyerapan nutrisi pada cacing, sehingga cacing mati
karena kelaparan.
Obat ini harus diminum pada saat makan, terutama saat mengonsumsi makanan yang tinggi lemak, agar penyerapan obat lebih baik.
Albendazole
sebaiknya tidak diminum bersamaan dengan dexamethasone, praziquantel,
simetidin, clozapine, obat kejang (fenobarbital, fenitoin,
karbamazepin), diltiazem, obat ARV, obat malaria, ganciclovir, dan
itraconazole.
6. Praziquantel
Praziquantel efektif terhadap cacing hati (Fasciola hepatica)
dan cacing skistosoma. Obat ini bekerja dengan cara melumpuhkan cacing
dan melepaskan isapan cacing. Obat ini harus dikonsumsi bersama makanan
dan ditelan utuh, jangan dikunyah atau dihancurkan, karena rasanya
pahit. Jika anak tidak bisa menelan tablet, obat bisa dihancurkan dan
dicampur dengan makanan lunak atau minuman. Tapi ingat, obat harus
dikonsumsi dalam waktu satu jam setelah dicampur.
Praziquantel
sebaiknya tidak diminum bersamaan dengan obat TB rifampicin,
dexamethasone, obat kejang (fenobarbital, fenitoin, karbamazepin),
simetidin, eritromisin, obat jamur (itraconazole, ketoconazole,
griseofulvin), obat ARV (nevirapine, efavirenz) dan obat malaria
klorokuin.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) merekomendasikan obat albendazole
400 mg atau mebendazole 500 mg, sekali minum saja setiap 1 atau 2 tahun,
untuk mencegah penyakit cacingan.
Beberapa jenis obat cacing,
seperti piperazine, pirantel pamoat, dan mebendazole, dijual secara
bebas terbatas (berlabel biru). Jika Anda membeli obat sendiri tanpa
resep dokter, bacalah dengan teliti petunjuk pemakaian yang tertera pada
kemasan. Obat yang berbentuk sirup sebaiknya dikocok dulu sebelum
dikonsumsi.
Penggunaan obat cacing pada anak berusia kurang dari 2
tahun, wanita hamil, dan ibu menyusui, sebaiknya dikonsultasikan
terlebih dahulu dengan dokter.
Selain dengan meminum obat cacing, pencegahan penyakit cacingan juga perlu dilakukan dengan menjaga kebersihan, seperti menggunakan sumber air yang bersih, memakai alas kaki ketika berada di luar rumah, serta rutin mencuci tangan sebelum makan dan setelah BAB.
No comments:
Post a Comment